Menristek Pastikan Pelibatan Dokter Dalam Pengembangan Riset Dan Inovasi Nasional
Rabu, 26 Februari 2020
Edit
JAKARTA, FC - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro bakal memastikan pelibatan dokter dalam pengembangan riset dan inovasi di sektor kesehatan. Pelibatan penelitian dan pengembangan (litbang) ini, baik terhadap bahan baku obat (BBO) maupun fasilitas alat kesehatan (alkes).
Hal ini dilakukan, mengingat nantinya dokter yang akan menjadi pengguna obat maupun alkes dalam praktiknya.
"Dari awal riset itu dilibatkan, supaya jelas riset itu mengarahnya nanti untuk apa. Jangan sampai sudah susah-payah, hasilnya justru tidak optimal, dan tidak banyak dipakai para dokter," kata Bambang, Rabu (26/2), saat acara diskusi 'Sinergi Triple Helix Bidang Kesehatan dan Obat' di Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta Pusat.
Bukannya mereka tidak percaya akan kualitasnya, tapi karena mereka merasa tidak mengetahui secara mendalam kualitas dari obat atau alat tersebut sehingga menjadi ragu-ragu untuk menggunakannya.
Dampak dari tidak dilibatkannya dokter atau pengguna dalam produksi BBO maupun alkes, berpotensi menghambat proses kemajuan litbang di bidang kesehatan.
"Ini nanti yang membuat para penilitinya patah semangat, karena apa yang sudah dikerjakan peneliti dengan susah-payah, kurang direspon oleh pengguna, dokter, dan rumah sakit," ujarnya.
Bambang berjanji akan mendorong penguatan triple helix atau sinergi akademisi, pengusaha dan pemerintah, dalam riset dan inovasi di bidang kesehatan. "Solusi yang kami usulkan adalah yang di hilir atau industrinya mau ke hulu, sehingga mau ikut dalam proses RnD-nya (litbangnya). Kemudian pihak yang di hulu, yang melakukan RnD, juga mau lebih ke hilir dan mau mendengarkan apa yg dibutuhkan oleh dunia usaha," ungkap Bambang.
Seperti apa yang dibutuhkan rumah sakit, pasien, dan dokter. Itu intinya. (dade)