Gubernur Jawa Barat Meminta Daerah Galakan Penggunaan Masker
FOKUS CIREBON - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat melakukan rapat dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota dan Kabupaten Cirebon menjelaskan jika perang mereka menghadapi Covid-19 masih lama.
Untuk itu, Gubernur Jawa Barat, mengingatkan kepada kepala daerah yang ada di wilayahnya untuk senantiasa menjaga semangat dan kekompakan. Termasuk perekonomian untuk diperkuat kembali.
“Forkopimda harus kompak dan saling mengingatkan. Jaga kesehatan mental dan fisik. Vaksin saat ini akan diuji coba, namun kemungkinan baru bisa digunakan seluruh masyarakat sekitar 6 hingga 7 bulan lagi," ungkap Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil juga mengingatkan agar pemerintah daerah semakin menggalakkan penggunaan makser.
“Hasil penelitian, menggunakan masker itu sama dengan melakukan lockdown,” ujarnya.
Bedanya, kalau lockdown menimbulkan beragam dampak, hingga resesi ekonomi, sedangkan jika menggunakan masker, orang tetap bisa beraktivitas.
Panduan untuk menggunakan masker juga ada, yaitu Peraturan Gubernur yang juga mengatur sanksi. Sanksi disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan, bisa sanksi sosial maupun sanksi berupa denda.
Dalam masa adaptasi kebiasaan baru, Emil juga meminta kepada pemerintah daerah untuk kembali menguatkan ekonomi berdasarkan ciri khasnya masing-masing. Untuk Kota Cirebon diminta memperkuat sektor pariwisata.
Bahkan Emil yakin pariwisata di Kota Cirebon bisa lebih cepat pulih dibandingkan Bali.
“Tarik wisatawan lokal dengan sebanyak-banyaknya,” ungkap Emil.
Sedangkan di Bali sangat bergantung dengan wisatawan dari luar negeri. Sedangkan untuk Kabupaten Cirebon diminta untuk memperkuat sektor pertanian.
“Di masa pandemi, sektor pertanian paling bisa bertahan terhadap krisis,” ungkap Emil.
Namun Emil meminta pertanian yang berbasis 4.0, menggunakan teknologi dalam pengolahan hingga distribusinya.
Kepada pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon Emil juga meminta untuk memaksimalkan penyerapan belanja pemerintah.
Ekonomi jalan karena 4 faktor, yaitu karena adanya ekspor, investasi, daya beli serta belanja pemerintah. Tiga faktor pertama menurut Emil hancur karena adanya Covid-19, yang tertinggal yaitu belanja pemerintah.
Untuk itu, kepada pemerintah daerah diminta untuk memaksimalkan penyerapan anggaran dan mereka juga telah mendapatkan pinjaman dari pemerintah pusat untuk melaksanakan sejumlah program padat karya untuk masyarakat.
Emil meminta dana yang ada dimanfaatkan untuk memutar roda perekonomian masyarakat.
Sementara itu Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, mengungkapkan jika adanya dana pinjaman untuk melaksanakan pembangunan merupakan kabar baik yang mereka terima.
“Karena sejumlah dana pada APBD 2020 telah kena refocusing,” ungkap Azis.
Dana tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan perekonomian yang sudah hilang yang dipacu melalui belanja pemerintah daerah.
Untuk penggunaan masker, jajaran Pemda Kota Cirebon juga akan semakin menggencarkan razia.
“Apalagi penggunaan masker sama dengan melakukan lockdown,” ungkap Azis.
Yang berbeda selama menggunakan masker orang bisa tetap produktif, sehingga roda perekonomian bisa berjalan.
Sedangkan lockdown justru berdampak buruk bagi perekonomian. “razia berkala akan kita gencarkan,” ungkap Azis.
Aturannya sudah ada, yaitu Peraturan Gubernur yang juga mengatur sanksi baik berupa sanksi sosial maupun sanksi denda.
Pemda Kota Cirebon menurut Azis, bahkan siap untuk menerapkan sanksi berupa denda dengan melihat situasi di lapangan. (Yono)