Jurusan MPI IAIN Syekh Nurjati Siapkan Tenaga Ahli Siber
Hal itu terungkap dalam kegiatan Orientasi Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam 2021 yang dilaksanakan melalui zoom mending, dengan melibatkan sejumlah narasumber, salah satunya adalah Ketua Jurusan MPI, Dr H Taqiyudin M.Pd.
Menurut Taqiyudin, MPI di IAIN yang didirikan pada 2 Maret 2015, sebelumnya hanya memiliki satu profil yakni mencetak tenaga kependidikan yang handal. Namun dengan perkembangan waktu, dan kini IAIN Cirebon tengah bertranformasi menjadi UISSI, maka MPI IAIN Syekh Nurjati Cirebon berubah menjadi 4 profil.
Keempat profil tersebut, pertama menyiapkan untuk menjadi tenaga kependidikan yang handal, kedua menjadi tenaga pendidik (guru SMK), Ketiga menjadi Enteurtaine (Pengusaha) dan keempat menjadi tenaga ahli Siber dan saat ini di sejumlah jurusan tengah menyiapkan Siber.
"Bersamaan dengan transformasi kelembagaan di mana IAIN akan menjadi UISSI serta kampus Merdeka, maka ini kami tengah mengusulkan kembali ke lembaga, yakni penambahan profil MPI dan tinggal menunggu persetujuan Pak Rektor," terang Taqiyudin, Kamis (9/9/2021).
Dihadapan ratusan mahasiswa baru MPI, Taqiyudin melalui zoom meeting menjelaskan soal-soal manajemen. Menurutnya manajemen dalam sejarahnya pertama dipergunakan untuk soal soal bisnis atau perdagangan, namun lambat laun kemudian digunakan di dalam pendidikan.
Karena manajemen itu sifatnya pengelolaan, maka MPI di IAIN Cirebon menyiapkan tenaga ahli di bidang tenaga kependidikan, yakni untuk menjadi Kepala Sekolah, Ketua, Pemimpin atau yang serupa lainnya.
"Jadi awal berdirinya jurusan MPI itu bukan untuk menjadi tenaga pendidik yakni guru tetapi tenaga kependidikan yakni mengelola pendidikan, tapi kedepan MPI akan memiliki 4 profil dan siap mencetak pengusaha dan tenaga ahli Siber. Dan di MPI itu terdapat 148 SKS dan 72 mata kuliah," jelas Taqiyudin.
Terkait UISSI, IAIN Syekh Nurjati Cirebon sudah menyiapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), nanti mahasiswanya adalah kalangan guru yang belum sarjana dan itu kuliahnya gratis. Karena saat ini, berdasarkan UU yang ada, tenaga pendidikan atau guru dan tenaga kependidikan harus sarjana. (din)