Bangun Kerjasama dengan Keraton Kanoman, FSEI IAIN Syekh Nurjati Gagas Pariwisata Menjadi Ikon Cirebon
Senin, 01 November 2021
Edit
Sesi foto bersama : Para akademisi IAIN Syekh Nurjati Cirebon bersama pihak Keraton Kesultanan Kanoman usia kegiatan seminar di bangsal Keraton Kesultanan Kanoman, Senin (01/11/2021).
FOKUS CIREBON - Puncak Diesnatalis IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Fakultas Syari'ah dan Ekonomi Islam (FSEI) menggelar Seminar Peningkatan dan Pengembangan Paradigma Keagamaan di Bangsal Keraton Kesultanan Kanoman Cirebon, Senin (1/11/2021).
Kegiatan hasil kerjasama FSEI IAIN Cirebon bersama Keraton Kesultanan Kanoman ini disertai penandatanganan MoU terkait program wisata syariah.
Dalam kegiatan seminar ini, ratusan mahasiswa dan dosen FSEI ikut larut membahas materi pelestarian cagar budaya dan wisata syariah yang diprogram untuk menjadi ikon Cirebon.
Sementara tiga pemateri pada kegiatan seminar tersebut, di antaranya Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta M.Ag, Dekan FSEI, Dr H Aan Jaelani M.Ag dan Ratu Mawar Kartina, SH MH dari pihak Keraton Kesultanan Kanoman.
Ratu Mawar Kartina kepada Fokus Cirebon menyatakan, pihaknya sangat mengapresiasi atas kegiatan yang digagas IAIN Syekh Nurjati Cirebon terkait penggerak paradigma Keagamaan.
Menurut Ratu Mawar, memang pada dasarnya Cirebon ini merupakan syiar Islam yang tentunya harus diperkuat dan hal ini sudah dilakukan oleh IAIN Syekh Nurjati sebagai akademisi.
Tentu juga sangat diperlukan dalam proses perjalanannya untuk membuka bagi semua lapisan masyarakat untuk melakukan penelitian terkait dengan sejarah, budaya dan adat yang ada di Cirebon ini.
Ratu Mawar juga menjelaskan bahwa berkaitan dengan Keraton Kanoman sebagai salah satu destinasi wisata religi atau wisata syariah, sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun dengan adanya kegiatan yang digagas IAIN Syekh Nurjati ini, maka tentu wisata syariah yang ada, kita ingin kembali ditingkatkan dan lebih dioptimalkan karena Cirebon memiliki potensi itu.
"Ya, Cirebon itu memiliki potensi wisata syariah yang luar biasa, dan saya berharap dengan riset yang nanti akan dilakukan pihak IAIN Syekh Nurjati dapat menggali titik titik wisata tersebut dan kemudian bisa menjadi ikon Cirebon untuk menjadi pariwisata syariah," terangnya.
Kendati demikian, Ratu Mawar berharap, dalam penggalian titik-titik wisata syariah tersebut, tentu juga perlunya faktor-faktor pendukung, artinya, potensi-potensi yang ada di lingkungan wisata dikembangkan. Sehingga kata Ratu Mawar, dengan meningkatnya wisata syariah, maka juga akan meningkatnya perekonomian masyarakat di sekitar tempat wisata tersebut.
"Ya, tentu saja kami ada harapan, karena di IAIN Syekh Nurjati itu ada Jurusan Pariwisata Syariah Islam, sehingga sangat memungkinkan sekali dengan kerjasama ini wisata syariah bisa berjalan lebih baik dan optimal. Apalagi pada kegiatan seminar dan kerjasama ini, baik pihak IAIN Syekh Nurjati maupun Keraton Kanoman bersama-sama mengimplementasikan gagasan-gagasan untuk meningkatkan pariwisata syariah di Cirebon," paparnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Syari'ah dan Ekonomi Islam (FSEI), IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Aan Jaelani M.Ag menyatakan, seminar ini salah satunya bertujuan untuk pengembangan pariwisata halal atau pariwisata syariah di Cirebon.
Pihaknya menyambut gembira, sebagimana disampaikan juga oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati, bahwa pengembangan seluruh program kegiatan dengan stakeholder dalam hal.ini pengembangan pariwisata syariah dengan pihak Keraton Kanoman ini diharapkan bisa menjadi awal untuk pengembangan ilmu-ilmu keislaman di bidang pariwisata juga berkontribusi dalam beragam program pemerintah daerah di bidang pariwisata.
IAIN Syekh Nurjati Cirebon melalui Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam memiliki agenda bahwa Keraton Kanoman ini mitra penting dan bukan hanya untuk pengembangan kompetensi mahasiswa atau capaian pengembangan lulusan mahasiswa tapi juga menjadi media pelatihan, pengembangan, dan inovasi terutama bagi mahasiswa dalam pengembangan pariwisata syariah yang berbasis tradisi atau ekonomi lokal.
"Kita berharap bahwa kerjasama ini akan ditindaklanjuti peningkatan kompetensi mahasiswa atau capaian lulusan mahasiswa juga dalam bidang kurikulum pariwisata syariah yang berorientasi pada pengembangan dan inovasi pada produk pariwisata lokal. Kemudian juga sebagai pengembangan riset di bidang pariwisata syariah sehingga inovasi ya g dihasilkan dalam riset tentang pariwisata ini menjadi bagian dari ikhtiar kita turut berkontribusi dalam pembangunan dan keberlanjutan peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya di Cirebon," jelas Aan.
Selain itu, kata Aan juga untuk pengembangan program pengabdian kepada masyarakat. Maka tentu saja ke depan diharapkan para mahasiswa dan dosen bisa menjadi pengabdi di bidang pariwisata untuk turut serta terlibat aktif dalam.pengembangan, dalam merumuskan gagasan atau memberikan saran-saran yang konstruktif untuk pengembangan pariwisata syariah di Cirebon.
Kendati begitu, lanjut Aan, memang ada sejumlah kendala-kendala dalam pengembangan pariwisata syariah. Pertama program dan agenda yang terencana dan simultan, ini harus diperkuat dengan pengelolan yang baik, yang good governance, dan yang bisa secara inovasi membangun kota Cirebon sebagai ikon kota pariwisata.
Kemudian juga kolaborasi dan kemitraan dari beragam pihak dalam mengembangkan destinasi wisata penting sekali melibatkan banyak unsur, seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi, juga pihak-pihak pengelola destinasi wisata, seperti Keraton atau pengelola tempat wisata yang lain.
"Dalam kerangka kemitraan ini, agenda dan program bersama bisa dijalankan dengan optimal, dan secara obyektif kami optimis bahwa Cirebon bisa menjadi ikon pariwisata. Hal ini bisa ditandai dengan peninggalan sejarah dan budaya yang secara otomatis menjadi ikon Cirebon. Tinggal bagaimana melakukan pengelolaan dan pemasaran yang inovatif berbasis media digital sehingga masyarakat dunia atau para wisatawan ini bisa mengetahui informasi awal tentang pariwisata di Cirebon," jelasnya.
Karena itu, tambah Aan, fasilitas juga harus lebih baik, salah satunya adalah transportasi. Karena salah satu daerah yang maju itu ditandai dengan adanya fasilitas transportasi yang baik dan dikontrol dengan teknologi yang canggih, kemudian kesadaran bersama dari pengguna lalu lintas dan juga penataan jalan yang rapih dan tertib.
"Jika semua ini bisa terwujud baik, maka optimis Cirebon bisa menjadi ikon pariwisata di masa mendatang, jadi saya sangat optimis," tandas Dekan FSEI mengakhiri perbincangan dengan Fokus Cirebon. (din)