Yayasan Wansakerta Manfaatkan Tanaman Liar jadi Obat Herbal
PROSES pengeringan tanaman liar di Saung Wangsakerta sebagai bahan dasar obat herbal yang mulai diminati masyarakat perkotaan.
CIREBON, FC - Upaya pemanfaatan tanaman yang tumbuh liar di pekarangan jadi komoditi bernilai ekonomi ini dilakukan oleh Yayasan Wangsakerta. Tanaman tersebut diperoleh dari ladang warga. Dibersihkan dijemur kemudian dikirim ke produsen obat herbal.
Pendiri Yayasan Wangsakerta, Farida Mahri menuturkan, permintaan tanaman herbal dari kota besar terutama Jakarta tergolong tinggi. Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat mengurangi konsumsi bahan kimia.
Menurut Farida, ada beberapa tanaman yang tumbuh liar namun diminati pasar. Tanaman itu mudah didapat lantaran tak perlu ditanam. Hanya dibiarkan tumbuh kemudian dirawat seperlunya.
Beberapa tanaman tersebut antara lain putri malu, sambiloto, sambung nyawa, bunga telang, daun kunyit, serei dan lainnya. Tanaman-tanaman ini mudah sekali tumbuh di sembarang tempat. Sehingga, masyarakat tak sulit.
"Tapi kalau di Jakarta nggak ada lahan. Jadi manfaatin lahan yang masih banyak di Cirebon untuk tanaman yang bisa jadi bahan herbal," kata Farida saat ditemui.
Farida mengatakan, aneka tanaman tersebut dibeli oleh produsen obat herbal untuk beragam kebutuhan. Mulai dari suplemen untuk kekebalan tubuh sampai obat kuat.
Farida menjelaskan, pemanfaatan tanaman liar ini dalam jangka panjang bisa dijadikan sumber penghasilan tambahan bagi warga sekitar. Pasalnya, di sekitaran Saung Wangsakerta di Dusun Karangdawa, Setu Patok, Mundu, Cirebon masih banyak lahan yang ditumbuhi tanaman liar.
Sembari berkebun urus tanaman utama, warga bisa mencari tanaman herbal secara cuma-cuma. Kemudian dikumpulkan di Saung Wangsakerta untuk dikeringkan dan dikirim ke produsen obat herbal.
Meski baru merintis, olahan tanaman sebagai bahan dasar obat herbal sudah berhasil terkumpul. Di musim hujan tanaman-tanaman ini tumbuh subur. Namun pengeringannya masih terkendala minimnya sinar matahari.
Farida berencana, jika permintaan tanaman ini stabil maka bakal digunakan sistem pengering otomatis. Pasalnya, di Suang Wangsakerta juga telah mampu memproduksi alat untuk mempermudah pekerjaan di bidang pertanian dan peternakan.
Di sisi lain, Akademisi IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Wakhit Hasim mengungkapkan, kerja-kerja di bidang pemberdayaan sosial bisa dimulai dari pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal. Pemanfaatan tanaman liar bisa jadi alternatifnya.
Di samping itu, kolaborasi antar pegiat sosial juga perlu dilakukan. Hal itu guna membangun jejaring berbasis kesadaran terhadap pentingnya pemberdayaan masyarakat desa. Dengan begitu, kerja-kerja sosial akan semakin solid dan organik.
Menurut Wakhit, kerja-kerja sosial tak bisa berlandaskan kepentingan profit bagi pegiatnya. Kerja sosial harus didasarkan pada kesamaan perspektif. "Kalau orientasinya materi, sebuah tim bisa bubar dengan mudah. Di sinilah pentingnya membangun sistem yang orientasinya pada kepentingan bersama membangun masyarakat," ujar Wakhit. (din)