Mahasiswa Gelar Aksi Fandalisme Spanduk, Tuntut Perbaikan Sarana Prasarana Fasilitas Kampus
Cerita miris ini disampaikan langsung oleh para mahasiswa, setelah belajar tatap muka dibuka, salah satunya adalah Imelda Triadhari.
Imelda kepada media online menyampaikan kondisi buruk ruang kelas belajar setelah mereka merasakan ketidaknyamanan berada di dalam ruangan.
AC yang terpasang gagah di dalam ruangan ternyata juga hanya seonggok barang yang tidak berfungsi (alias rusak/mati), sehingga tidak memberikan rasa dingin dalam ruangan.
Demikian juga dengan engsel pintu saat dibuka banyak yang rusak, termasuk jendela kaca yang tidak bertirai, sehingga cahaya sinar panas dari matahari langsung tembus ke badan para mahasiswa. Alhasil, para mahasiswa di dalam ruangan kepanasan bahkan salah satunya ada yang pingsan.
"Fasilitas kelas banyak yang rusak mas, kami merasa tidak nyaman belajar di ruangan, bahkan ada teman yang pingsan akibat berdesakan, pengap, dan kepanasan," terang Imelda, Rabu (21/9/2022).
Kondisi ini, katanya, membuat tatap muka yang dinanti para mahasiswa, yang baru saja dibuka setelah sekian tahun harus belajar online akibat pandemi covid 19, ternyata di luar dugaan, karena harus belajar dengan kondisi kelas yang tidak nyaman.
"Bagaimana jadinya apabila kampus kekurangan ruangan dan rusaknya fasilitas kampus hingga menyebabkan mahasiswanya pingsan? Kampus yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk menuntut ilmu," ungkapnya lagi.
Ironisnya lagi, berdasarkan hasil penelusuran terdapat banyak sekali mahasiswa yang tidak kebagian kelas hingga harus belajar di mushola, masjid, taman, lahan parkir dan lorong gedung.
Semua kini beralih fungsi menjadi kelas yang penuh sesak diisi oleh mahasiswa, bahkan tak jarang fasilitas di ruangan kelas pun banyak yang tidak memenuhi kelayakan seperti AC yang mati, pintu yang jebol, kursi yang rusak, sedikitnya jumlah proyektor serta stop kontak, dan hampir di semua ruangan fakultas hingga gagang pintunya tidak ada. Lalu dimana peran lembaga saat ini?.
Menurut Imelda dengan kondisi ini, kampus IAIN syekh Nurjati Cirebon sepertinya belum siap untuk melaksanakan sistem pembelajaran tatap muka, bahkan ada salah satu mahasiswa baru di jurusan BKI yang pingsan karena mendapatkan kelas yang AC nya tidak nyala dan ruangannya yang cukup padat oleh banyaknya mahasiswa yang hadir saat itu.
"Ditambah lagi dengan tidak adanya tirai di ruangan tersebut sehingga sinar matahari langsung masuk kedalam ruangan 402 FDKI lantai 4," ucapnya.
Seperti RA, mahasiswa baru BKI yang pingsan mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui, namun saat masuk kelas udaranya sudah berbau gak enak, terus gerah karena AC nya mati, ditambah banyak orang. "Jadi saya ngerasa pusing, mual dan akhirnya pingsan kak," terang Imelda, menirukan ucapan yang disampaikan RA.
Sementara itu, mahasiswa FDKI dan FUA IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar aksi fandalisme (corat-coret di atas spanduk, menuntut saranan prasarana kampus. Aksi tersebut digelar di depan gedung FDKI dan FUA pada Selasa (20/9).
Dari beberapa mahasiswa yang sempat dihubungi di tempat aksi, kata Omar, mereka berharap adanya peningkatan kualitas dari fasilitas dan sarana prasarana kampus karena hampir setiap tahun masalah yang dihadapi adalah perihal sarana prasarana kampus.
Sementara itu, Dekan FDKI, Dr Hajam, M.Ag kepada fokus cirebon menyatakan, bahwa pihaknya sudah mengkomunikasikan kondisi tersebut ke Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
"Ya, kita sabar dulu, Fakultas sudah mengkomunikasikan ke rektorat dan saat ini sedang proses perbaikan, dan sedang mendata AC-AC yang rusak dari seluruh Fakultas akan diganti," tandasnya. (rls/din)