IAIN Syekh Nurjati Cirebon Menjadi Tuan Rumah Kegiatan Rakor Wakil Rektor III Se-Indonesia
FOKUS CIREBON, FC - IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi tuan rumah pada kegiatan Rapat Koordinasi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni PTKIN Se- Indonesia yang diselenggarakan selama dua hari, Minggu-Senin, (20-21/11/2022), bertempat di Hotel Aston Cirebon.
Pada kegiatan ini, sebanyak 37 peserta hadir termasuk hadirnya Rektor IAIN Syekh Nurjati, Dr H Sumanta M.Ag dan Kepala Biro AUAK IAIN, Ir Hj Sunarini M.Kom, Wakil Rektor 2, Prof Dr Kartimi, M.Pd, Wakil Rektor 3, Dr H Ilman Mafia, M.Ag serta sejumlah pejabat Rektorat di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Rektor Sumanta menjelaskan, rapat koordinasi ini adalah bagian dari bidang kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Agama RI.
Perguruan tinggi yang terlibat pada kegiatan rapat koordinasi ini, kata Sumanta, ada UIN, IAIN dan STAIN, dan pembahasannya banyak sekali hal-hal yang terkait dengan kemahasiswaan, terkait dengan regulasi dan regulasi ini ada yang bersifat PMA, seperti peraturan-peraturan.
"Peraturan ini akan disharring dahulu, di share yang bersifat bottom-up. Jadi ini aspirasi dari seluruh perguruan tinggi, kemudian ini menjadi landasan untuk menjadi pertimbangan dan dimunculkannya regulasi," kata Rektor Sumanta.
Sumanta menyatakan, terkait regulasi tersebut, ada di antaranya tentang UKM, tentang DEMA, SEMA, tentang ORMAWA, kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kampus, juga ada beberapa kegiatan yang mengatur aktifitas mahasiswa, yakni jaringan mahasiswa dengan pihak luar menjadi bahan pertimbangan bagi regulasi yang akan digoalkan oleh Kementerian Agama.
Rektor Sumanta juga menjelaskan, bahwa pihaknya memang dipercaya Diktis-Pendis untuk menjadi tuan rumah. Untuk itu, sebagai tuan rumah, Rektor Sumanta mengucapkan selamat datang kepada Warek Bidang Kemahasiswaan seluruh Indonesia di Cirebon.
Sementara itu, Amiruddin Kuba, Kasi Kemahasiswaan Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan menyatakan, kegiatan forum seperti ini sebetulnya adalah kegiatan rutin hampir tiap bulan yang diikuti oleh seluruh Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan PTKIN se-Indonesia.
Menurutnya, beberapa hal yang menjadi target kita atau tujuan kita pertama adalah mengkoordinasikan seluruh bidang kegiatan atau program-program kemahasiswaan di di lingkup Kepentingan PTKIN. Kemudian beberapa isu yang kita ingin bicarakan bersama untuk tahun 2022 ini maupun program di tahun 2023.
"Jadi biasanya ada evaluasi terhadap program-program yang sudah jalan di 2022, kemudian menatap program-program yang belum selesai, kemudian dibicarakan bersama lalu kemudian merencanakan program-program untuk 2023 untuk bisa dilaksanakan," paparnya.
Di dalam beberapa program ini, lanjutnya, termasuk ada program-program atau event-event yang sifatnya lokal yang melibatkan per wilayah. Seperti ada wilayah Sumatera, kemudian Sulawesi Indonesia timur, kemudian ada untuk Jawa, dan juga Kalimantan.
"Jadi ini masuk dalam kategori program atau kegiatan regional. Nah yang sifatnya nasional itu dikoordinasikan oleh pusat, yakni kami di Diktis lalu kemudian biasanya kita menuju salah satu PTKIN yang menjadi tuan rumah melalui surat atau SK Penetapan Dirjen," jelasnya.
Dijelaskan, ada beberapa program yang terkait dengan kegiatan Rakor ini, misalnya kemarin ada Pesona pekan di Bandung kemudian tahun ini untuk yang lain. Selain pesona itu tidak ada kecuali program-program yang sifatnya wilayah tadi.
"Nah untuk tahun berikutnya, ini yang kita akan bicarakan juga di forum ini nanti adalah terkait dengan PWMPTK dan untuk calon tuan rumah kita minta Samarinda kemudian Jember dan Ternate, dan malam ini kita pastikan kira-kira siapa yang bersedia untuk menjadi tuan rumah," ujarnya.
Kemudian Pembahasan lainnya pada Rakor malam ini adalah program dua tahunan yang lain, yaitu OASE yang tahun lalu dilaksanakan di Aceh dan tahun depan di UIN Medan.
Kemudian hal lain yang paling urgent yang kita bicarakan untuk Rakor ini adalah terkait dengan review terhadap regulasi PBAK, yakni pengenalan kampus, pengenalan budaya dan akademi kampus. Kemudian yang kedua adalah soal review terkait dengan regulasi ORMAWA.
Jadi yang ingin kita lihat apakah sistem PBAK yang dilaksanakan hari ini itu sudah bisa mengakomodir kondisi yang ada, misalnya ada pandemi dan sebagainya. Apakah semua bisa dilaksanakan secara luring nanti ataukah masih Hybrid.
Kemudian juga apakah regulasi terkait dengan ORMAWA hari ini juga bisa mengakomodir kepentingan-kepentingan adik-adik yang ada, misalnya soal sistem. Apakah pemilihan langsung terhadap anggota-anggota senat siswa ataukah melalui perwakilan.
"Nah yang ada hari ini sesuai dengan regulasi itu adalah melalui delegasi, tapi di kenyataannya di daerah itu ada yang melaksanakan secara musyawarah dan Pemilu. Ya sementara ini berjalan dua-duanya, tapi kita ingin mencari titik temu, apakah yang ada di lapangan ini bisa dimasukkan dalam regulasi ?, atau seperti apa, tapi selama ini sih dua sistem yang dilakukan atau dilaksanakan oleh adik-adik," jelasnya.
Untuk itu Amiruddin berharap, apa review terhadap regulasi yang pihaknya sebut tadi itu bisa terlaksana dan ada solusi buat kondisi yang ada dialami oleh adik-adik di kampus, termasuk kondisi pandemi sekarang ini yang belum final.
Amiruddin juga menegaskan bahwa soal PBAK itu regulasinya sudah diatur melalui Skip 4961 Dirjen terkait pelaksanaan PBAK. Kemudian berikutnya dalam hal PBAK ini materi-materi atau muatan-muatan umum yang harus ada dalam setiap PBAK, misalnya soal moderasi beragama.
"Jadi generasi beragama ini adalah soal materi yang wajib di dalam setiap PBAK, karena itu memberikan bekal buat adik-adik agar bisa berpikir secara moderat dan mencintai NKRI, kebangsaan dan sebagainya yang akhir-akhir ini menjadi fenomena di masyarakat," jelasnya.
Hal senada diungkapkan, Dr Abdur Rozaki M.SI, Ketua Forum Wakil Rektor se Indonesia, bahwa rapat koordinasi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan ini membahas dua hal yang paling utama. Satu kita ingin mengembangkan pendekatan dalam pengembangan akademik dan bakat minat mahasiswa itu seperti apa, agar anak-anak ini memiliki karakter kepemimpinan yang visioner dan bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.
Kemudian bisa berkontribusi terhadap penguatan kampusnya, salah satunya terhadap tantangan agar akreditasi institusinya itu unggul atau terakreditasi secara internasional. Kemudian yang kedua, kita ingin membahas melalui pendekatan organisasi kemahasiswaan yang lebih visioner.
Tujuannya agar mahasiswa dengan organisasinya itu bisa lebih mampu menjawab tantangan zaman dan meraih masa depan. Karena itu, kita ingin ORMAWA ini tidak sekedar berorientasi pada tema masa lalu, tetapi lebih berorientasi kepada tema-tema masa depan. (Nurdin)