Suara Adzan dan Khotbah Wukuf Getarkan Kampus UN Siber Cirebon

CIREBON, FC– Lantunan Suara adzan yang dan khotbah wukuf dikumandangkan di tengah ribuan mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon membuat suasana khidmat ini terasa menggetarkan kampus Siber ini . 

Kegiatan ini merupakan bagian dari praktik Manasik Haji dan Umroh yang diselenggarakan oleh Ma’had Al-Jamiah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.

Direktur Ma’had Al-Jamiah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Muhsin Riyadi, M.Ag., mengajak seluruh peserta untuk membayangkan bahwa mereka benar-benar sedang melaksanakan ibadah haji. Dalam rangkaian kegiatan ini, mahasiswa dilatih untuk menjalani semua tahapan ibadah haji mulai dari melakukan Ihram dari Miqat, Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, Melempar Jumrah Aqabah, Tahallul, Tawaf Ifadah, Melakukan Sai, Bermalam di Mina, kembali ke Mekah, hingga pelaksanaan Tawaf Wada.

“Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam bagi mahasiswa. Dengan membayangkan diri berada di tanah suci, diharapkan mereka dapat merasakan kekhusyukan dan keagungan ibadah haji,” ungkap Dr. Muhsin.

Suasana semakin khidmat ketika Drs. H. Mahfud Said, M.Ag., didaulat untuk memberikan khutbah wukuf. Sebelum khutbah dimulai, Fa’iz Alfaris, S. Ag., seorang tutor manasik haji dan umroh, mengumandangkan adzan dengan suara yang merdu, menggetarkan hati para peserta.

Dalam khutbahnya, H. Mahfud Said menjelaskan pentingnya wukuf di Arafah sebagai salah satu rukun haji yang paling utama. “Setelah berihram, jemaah haji berangkat menuju Jabal Arafah dengan membaca talbiah. Bagi jemaah haji dianjurkan membaca talbiah dengan suara keras, sedangkan jemaah perempuan cukup melafalkan dengan suara lirih,” jelasnya.

Beliau juga menekankan bahwa pada saat wukuf di Arafah, jemaah harus menghadap kiblat dan mendengarkan khutbah wukuf. Selain itu, jemaah dianjurkan untuk menjamak qasar takdim shalat Dzuhur dan Asar, memperbanyak doa, dan membaca Al-Qur'an. “Wukuf di Arafah dilaksanakan tepat pada tanggal 9 Dzulhijjah yang dimulai saat matahari terbit hingga terbenam. Setelah itu, jemaah haji akan segera menuju ke Muzdalifah untuk bermalam,” tambahnya.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, tetapi juga menanamkan semangat untuk bisa melaksanakan ibadah haji di masa depan. Dr. Muhsin Riyadi menegaskan bahwa salah satu keuntungan menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) adalah adanya pembekalan manasik haji dan umroh, yang sangat bermanfaat dalam membentuk karakter dan spiritualitas mahasiswa.

Dengan rangkaian kegiatan yang begitu mendetail dan mendalam, praktik Manasik Haji dan Umroh ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk terus mendalami ajaran agama dan bersemangat dalam menjalankan ibadah, serta menjadi bekal berharga dalam kehidupan mereka kelak. (din)

Terkini