DAKOCAN Diluncurkan, Bupati Imron : KIA Jadi Basis Data Pendukung Sistem Pendidikan bagi Anak-anak

KABUPATEN CIREBON — Pemerintah Kabupaten Cirebon resmi meluncurkan program Dokumen Adminduk KIA Bocah Kabupaten Cirebon (DAKOCAN) di SMP Negeri 1 Sumber, Selasa (22/4/2025).

Program ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA) sekaligus membangun basis data yang akurat untuk mendukung sistem pendidikan dan perlindungan anak di daerah.

Bupati Cirebon Imron mengatakan, program DAKOCAN bukan hanya sekadar program administrasi kependudukan, melainkan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam merancang pembangunan sumber daya manusia sejak dini.

“Selama ini kita punya data umum penduduk, tetapi belum terpetakan secara rinci berapa anak-anak usia sekolah, mana yang SD, SMP, atau SMA. Dengan KIA, kita bisa melihat data itu secara jelas dan akurat,” ujar Imron.

Ia menjelaskan, melalui program ini pemerintah bisa mengetahui potensi anak-anak di Kabupaten Cirebon secara lebih terukur.

Data KIA akan digunakan sebagai dasar dalam menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

“KIA ini menjadi pintu masuk untuk berbagai program. Misalnya, dalam hal bantuan pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, lomba, atau pembinaan anak berbakat, semua itu butuh data. Kalau datanya tidak jelas, kita susah menyusun kebijakan yang tepat,” jelasnya.

Menurutnya, dengan adanya data anak yang valid, pemda bisa lebih mudah menjalin kerja sama lintas sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga perlindungan sosial.

“Kita ingin semua anak punya identitas sejak dini. Ini juga penting untuk jaminan perlindungan hukum, akses layanan kesehatan, dan pendidikan,” tambahnya.

“Anak-anak ini aset kita. Maka kita harus tahu siapa mereka, di mana mereka, dan apa kebutuhannya,” tegas Imron.

Peluncuran program ini menjadi tonggak awal untuk penerbitan KIA secara kolektif di sekolah-sekolah. Dalam tahap awal, sasaran utamanya adalah siswa tingkat SMP.

“Hari ini kita mulai dari SMP Negeri 1 Sumber, nanti berlanjut ke SMP lainnya, lalu ke SMA. Kami ingin setiap anak di Kabupaten Cirebon memiliki KIA. Kami sangat mengapresiasi Disdukcapil yang menjalankan program ini secara proaktif,” tambahnya.

Imron juga menekankan, bahwa DAKOCAN mendukung sinkronisasi data antara sistem kependudukan dan sistem pendidikan nasional, terutama dalam menghadapi kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan yang mulai menerapkan ijazah digital.

“Kalau datanya tidak sinkron, anak bisa kesulitan saat lulus atau mendaftar sekolah. Nama berbeda di ijazah dan di akta, ini jadi masalah. KIA menyelesaikan itu. Jadi ini bukan soal administrasi saja, tapi juga menjamin hak anak mendapatkan layanan yang layak,” kata Imron.

Ia berharap, dengan dukungan seluruh sekolah, orang tua, dan aparatur di lapangan, program DAKOCAN bisa mencapai target 62% dari total anak usia 0–16 tahun di tahun ini.

“Kami yakin program inibisa sukses, karena ini untuk kepentingan anak-anak kita. Mari kita kawal bersama,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Disdukcapil Kabupaten Cirebon Iman Supriadi, menyebutkan bahwa saat ini sudah tercetak sekitar 420 ribu KIA.

Pihaknya tengah mengejar pencetakan tambahan sebanyak 300 ribu blanko untuk mencapai target total 639.333 anak tahun ini.

“Kami sudah siapkan sistem kolektif melalui sekolah. Anak cukup kirim pas foto, lalu KIA kami cetak dan distribusikan. Di dalam KIA sudah tercantum seluruh data penting anak, jadi tidak perlu lagi membawa akta atau KK ke mana-mana,” tutur Iman.

Peluncuran DAKOCAN turut mendapat dukungan dari Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Ronianto, yang menilai program ini mendukung sinkronisasi antara data pendidikan dan data kependudukan yang kini diwajibkan dalam sistem ijazah online.


“Dengan KIA, kami bisa pastikan nama anak, tanggal lahir, hingga nama orang tua sesuai. Ini penting untuk menghindari residu data,” ucap Ronianto.


“Saat ini masih ada sekitar 600 siswa yang data Dapodiknya belum cocok dengan data Capil,” tukasnya.

Terkini