Jalan Perbatasan Cirebon Kuningan Longsor, Pemkab Cirebon Tanggap Darurat

 

KABUPATEN CIREBON — Aroma tanah basah masih terasa menyengat di udara Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Di tengah sunyinya pagi, suara dentuman alat berat dan deru truk pengangkut bronjong memecah kesenyapan.

Di sinilah, sepanjang 25 meter jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Cirebon dan Kuningan mengalami longsor yang memakan sebagian badan jalan terjadi beberapa hari lalu.

Longsor itu bukan hanya menggerus badan jalan, tapi juga memotong alur vital masyarakat yang menggantungkan mobilitasnya pada jalur ini.

Bencana itu datang tak lama setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Senin dini hari, 21 April 2025. Kepala Desa Belawa, seperti yang diungkapkan oleh Deni Kusuma.

“Daerah ini memang rawan longsor, karena kontur tanahnya yang labil. Kejadian terjadi pagi hari dan langsung kami laporkan,” ujarnya.

Menurutnya, longsor menggerus badan jalan dengan kedalaman sekitar 3 meter dan panjang retakan mencapai 25 meter.

Saat ini, jalan tersebut masih bisa dilalui, namun hanya untuk kendaraan roda dua. Kendaraan roda empat dilarang melintas, karena kondisi jalan yang sangat berisiko.

“Jalan masih dilintasi oleh masyarakat, tapi hanya motor saja, tidak untuk kendaraan berat,” ucapnya.

Pihak desa telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut. 

“Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD dan dinas terkait. Untuk langkah awal, kami melakukan pemasangan kerucut lalu lintas guna memperingatkan pengguna jalan dan mencegah kecelakaan,” tambahnya.

Retakan sepanjang 25 meter dengan kedalaman hingga 3 meter telah membuat jalur tersebut nyaris tak bisa dilalui. Kini, hanya sepeda motor dan mobil kendaraan pribadi yang diizinkan melintas.

Di tengah ancaman bahaya, harapan hadir dalam bentuk upaya cepat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Cirebon. Dipimpin langsung oleh Kepala DPUTR, Iwan Rizky, penanganan darurat mulai digulirkan.

“Fokus kami saat ini adalah mencegah kerusakan lebih parah. Kami pasang bronjong sebagai penguat tebing sementara,” ujar Iwan saat ditemui di lokasi, Kamis (24/4/2025).

Ia menjelaskan, bahwa DPUTR telah menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mempercepat proses pengadaan dan pemasangan bronjong. “Kami targetkan dalam empat sampai lima hari, penanganan darurat sudah selesai,” tambahnya.

“Kami minta masyarakat bersabar. Yang penting sekarang jalan tetap aman untuk dilalui,” katanya.

Bagi warga Desa Belawa dan pengguna jalur ini, Warsiman (49) mengungkapkan rasa terima kasih atas respon cepat pemerintah daerah yang sigap memperbaiki kondisi jalan meskipun bersifat sementara.

“Kalau enggak diberesin bisa-bisa longsorannya meluas, ya makasih udah perhatian,” jelasnya.

Bencana memang tak bisa diprediksi, tapi respon cepat dan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci utama. (din)

Terkini